Apapun Itu

Anda Memiliki Info Atau Berita Menarik..??? Kirim Saja ke : djandakoe@yahoo.com

Kamis, 22 April 2010

Apakah Masih " Tanah Nan Den Cinto "....???



“Purani Mandre..???? Mandreolo’…..” Seperti itulah kurang lebihnya Kata salah seorang teman ddlm kendaraan yg saya kendarai sepulang dari sebuah lokasi … “ Ayo wis… ndang mangan sek… luwe awak iki..” Lanjut yang satunya…. Saya Cuma tersenyum saja mendengar keluhan itu…. “ hayuklah.. dahar heulak euy… “ Timpal seseorangnya Lagi.. Sehingga hanya saya dari 4 orang yang berada di kendaraan itu yang tidak bersuara … krn terkonsentrasi dengan jalanan yang macetnya minta ampun. Dari 3 orang teman yang berbeda bahasa itu saya bisa dengan cepat menyimpulkan ajakan mereka yang memang senada…MENGAJAK MAKAN SIANG DULU SEBELUM PULANG.

“ RUMAH MAKAN & RESTORAN MINANG ****** (Sorry tnP bRand..)… “ itulah tulisan yang saya baca ketika sampai di depan sebuah rumah makan yang kami sepakati… tempatnya Lumayan, seperti kebanyakan rumah makan padang lainnya yang ada dikota ini. Bersih, nyaman, itu kesan pertama yang kami dapat ketika masuk kedalam restoran tersebut, para pelayan langsung berdatangan membawakan bermacam menu masakan di piring-piring kecil ke meja yang kami tempati, dan dengan lihainya satu persatu menu dr tangan pelayan yang disusun bertingkat tersebut berpindah ke meja kami.

“Pasan Teh es ampek Da… skalian tambuahnyo ampek pulo… ” itu yang saya ucapkan kepada salah seorang pelayan yang berada didekat kami, Sang pelayan hanya cengar cengir mendengar perkataan saya, bukannya langsung order pesanan kami, tapi malah bertanya kembali yang membuat saya terkejut mendengarnya.. “ Maaf Mas… Sebentar ini pesan apa yaa..?? “ Ujarnya.. “ Lhoo… kan alah awak kecek an.. Es Teh nyo ampek… Tambuahnyo ampek pulo… mungkin kawan-kawan awak ko ka manambuah makan nyo…” saya mengulangi kata2 saya… “ Ooo.. kalau model gitu catat saja disini nanti saya pesankan ke orang yang dibelakang itu nanti..” sambung sang pelayan…

Akhirnya ketika itu saya berpikir… “ Apakah pelayan ini bukan orang minang..?? dan tidak bisa berbahasa minang..??? “ kenapa saya berbahasa minang tapi seolah-olah dia gak ngerti bahasa minang, bahkan menjawab dengan bahasa indonesia yang kurang pas dan seperti dibuat-buat... dari Logat bahasanya kental sekali bahwa pelayan itu orang Minang… Logat yg sudah sangat lama saya kenali.. Bahasa dengan penekanan kepada huruf E disetiap kata-katanya... Jadi takkan mungkin salah wlaupun sambil menutup kuping saya sebelah ktika mndengarnya.. ditambah lagi dengan pengaturan bahasa Indonesia yang blepotan… Kemudian saya ajak pelayan yang lainnya berbicara… Saya konsisten bertanya dengan bahasa minang.. tapi mereka tetap menjawab dengan bahasa Indonesia… itupun masih kurang pas pengucapannya... karena Refleks, Masih ada kata-kata “ Sabanta dulu Mas Ya.. saya masih mambungkuskan orang ini…” . “ Ndak Tau saya ni Mas...”... “ Woii.. bawakan lah piring-piring ni kebelakang dulu... jangan berbicara tarus... Samba nya dibawa lah kesini... habis Ni haa..” . Tetap memaksa menjawab dengan bahasa Indonesia..

Yang terlintas di benak saya adalah… “ Kenapa mereka tak memakai bahasa minang saja ketika ada customer yang berbahasa minang kepada mereka… ?? “ . Bukankah itu seharusnya dapat menjadi suatu kebanggaan kedaerahan dan Brand Image Restoran tersebut agar terlihat bahwa itu adalah restoran asLi masakan sumatera barat, mengingat sekarang banyak restoran Padang yang hanya tempel tulisan saja dg Brand Minang, namun masakan yang tersedia rasa Lidah Jawa semuanya…. Namun yang saya temui ini malah sepertinya terkesan mereka enggan dan malu untuk berbahasa minang walaupun customer berbahasa minang kepada mereka... sepertinya enggan sekali menunjukkan Identitas sebagai orang minang yang jelas-jelas berjualan masakan khas minang kabau.

Gak usah jauh-jauh... dapat diambil contoh teman-teman saya ini... satunya orang Bugis, satu lagi orang Jawa, dan yang satunya orang Sunda... tp ktika mereka tau ada orang lain selain dia yang mengerti bahasa daerahnya.. mereka dg santai dan PD nya berbicara dg bahasa daerah mereka, dan terlihat ada suatu kebanggaan bagi mereka ketika budaya daerahnya diketahui dan dimengerti oleh orang lain yg berbeda budaya... sehingga rasa memiliki budaya itu terasa begitu kental dalam diri mereka... ditambah dengan tidak berusaha berbahasa Indonesia apalagi dibuat-buat selama yang diajak berbicara mengerti dg apa yang mereka ucapkan... dan itu memang menjadi sebuah keakraban tersendiri dalam transformasi budaya yang terjalin antara saya dengan mereka...

Apakah seperti ini orang minang diperantauan saat ini..??? itu yang terpikirkan oleh saya.. sudah banyak orang Minang yang saya temui dimana-mana, pasti selalu ada yang tipe-tipe seperti ini... berusaha metropolis dan trkadang mengacuhkan budaya asli dr mana qta berasal... walaupun kurang pas atau bahkan gak nyambung dlm pembawaannya...

“ Sumpah... saya malu... kepada teman-teman saya dengan kejadian itu... Mereka yang tidak mengerti bahasa minang saja ketawa mndengar pelayan-pelayan restoran tersebut berbahasa spt itu... “ Orang kampung Lu tuch yaa... Bahasa nya gaul..” itu ucapan teman-teman mengolok kepada saya. Saya hanya diam....

Malam hari nya saya bertemu dengan seorang minang lainnya dan mengungkapkan yang saya alami.... Dia hanya berkomentar... ITULAH... MINANG itu sepertinya memang hanya tinggal KABAU saja...

Tetap mnJadi suatu pertanyaan... knp org-org ini tidak bisa menumbuhkan budaya dan kebanggaan kedaerahan walaupun berada di metropolis... apakah krn sudah menjadi orang kota... sehingga cerita dibukik, disawah dan dilubuak sudah tak ada lagi..?? Saya sungguh kecewa... (maaf bkn brmaksd mnjelekkan.. tp cm utk mnumbuhkan budaya n pola pikir yg baik thd budaya qta... biar ad kebanggaan dlm diri n darah qta.. Urang awak...)

Corat Coret Perjalanan....

Jakarta... April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan bagi yang mau bertanya maupun yang ingin berkomentar...