Bontang. Akibat dari ditutupnya lahan tambang Galian Tipe C yang akhirnya menghentikan produksi pengerukan pasir ternyata berimbas kepada beberapa proyek pemerintah yang sedang berjalan. Beberapa proyek pembangunan yang didanai APBD ini mulai terkendala pengerjaannya karena kurangnya pasokan pasir sebagai bahan baku utama pembangunan. Salah satu proyek pemerintah yang saat ini dalam tahap pengerjaan yakni Proyek pembangunan Turap di Jalan kerapu 1 RT 16 kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan.
Proyek ini terancam mengalami perpanjangan waktu pelaksanaan dan pembengkakan beban biaya konstruksi yang akan dialami oleh kontraktor. Jabar selaku konsultan perencana proyek pembangunan turap ini menyatakan, pihaknya akan meminta kepada pemerintah untuk dapat memberikan adendum bagi proyek tersebut, karena jika belum ada langkah penyelesaian tentang permasalahan pasir ini, pekerjaan akan terbengkalai disamping munculnya masalah lain seperti membengkaknya biaya pembelian bahan baku pasir yang terpaksa didatangkan dari daerah lain dengan harga 2 kali lipat.
“ Pengaruhnya besar sekali, karena kontraktor punya jangka waktu pengerjaan.. Jika masalah ini tidak tau kapan selesainya, maka pekerjaan akan terbengkalai pengerjaannya. Dan jika kalau mencari material dari luar, mungkin akan kemahalan, karena harganya mencapai dua kali lipat. “ Terang Jabar.
Jabar berharap, pemerintah dapat meninjau kembali kondisi proyek pengerjaan turap ini, agar pemerintah dapat mengetahui kondisi yang terjadi dilapangan sebagai imbas dari penutupan tambang Galian C beberapa waktu yang lalu.
Hal senada juga diungkapkan Surahman, selaku konsultan proyek rumah adat lamin guntung. Surahman menjelaskan kondisi yang erjadi pada pembangunan rumah adat laimn yang terkendala tanah urug untuk perataan tanah disekitar halaman rumah adat. Karena dijelaskan surahman, untuk meratakan halaman yang ada disekitar rumah adat membutuhkan sedikitnya 1221 meter kubik pasir, dan pada saat sekarang kebutuhan akan pasir inilah yang menjadi kendala utama pada pngerjaan proyek yang telah berjalan selama 2 minggu ini akibat dari penutupan tambang Galian C.
“ Dalam perencanaan kan yang paling utama adalah penimbunan, makanya sekarang ini tersendat karena tidak bisa kita laksanakan akibat dari kelangkaan pasir sebagai dampak dari pengerjaan proyek yang menjadi terganggu.” Terangnya.
Ditambahkan Surahman, jika keadaan ini terus berlanjut maka akan ada pembengkakan beban biaya yang harus ditanggung kontraktir sebesar 10 hingga 20 persen, Karen tidak adanya bahan baku yang tersedia di kota bontang. Surahman berharap agar pemerintah dapat mengubah mekanisme proyek untuk memudahkan kontraktor dalam melaksanakan setiap proyek pemerintah.
“ Pemerintah hendaknya dapat merubah mekanismenya, supaya kita sebagai kontraktor dapat jalan lebih baik lagi dalam pengerjaan proyek yang ada..” Papar Surahman. (red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan bagi yang mau bertanya maupun yang ingin berkomentar...